Senin, 10 Oktober 2011

Tugas Softskill Perilaku Konsumen BAB III


Nama : Nindya Adriani
NPM : 15209751
Kelas : 3ea11
 
III

BAB 3

PENDAHULUAN

Proses pengambilan keputusan oleh konsumen
            Proses pengambilan keputusan merupakan sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final. Keluarannya bisa berupa suatu tindakan atau suatu opini terhadap suatu pilihan.

1.1 Model proses pengambilan keputusan

Secara umum ada tiga cara/model analisis pengambilan keputusan oleh konsumen, yakni:
  1. Economic Modelspengambilan keputusan diambil berdasarkan alas an ekonomis dan bersifat lebih rasional.
  2. Psychological models, diambil lebih banyak akrena lasan psikoligs dan sejumlah faktos sosilogis seperti pengaruh keluarga dan budaya
  3. Consumer behaviour models. Model yang umumnya diambil kebanyakan konsumen, Dilandasi oleh faktos ekonimis rasional dan  psikologis.
Proses sederhana pengambilan keputusan melalui tiga tahap.
Input ( Pengaruh Eksternal)
                        ↕
Process ( Pengambilan Keputusan Konsumen)
                        ↕
Output ( Prilaku Setelah Keputusan )
Proses pengambilan keputusan adalah tindakan manajemen dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran.

1.2 Tipe proses pengambilan keputusan

Keputusan dibagi dalam 3 tipe :

    1. Keputusan terprogram/keputusan terstruktur adalah keputusan yg berulang-ulang dan rutin, sehingga dapt diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manjemen tkt bawah. Contoh: keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang.
    2. Keputusan setengah terprogram (setengah terstruktur) adalah keputusan yg sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak terstruktur. Contoh: Keputusan membeli sistem komputer yang lebih canggih, keputusan alokasi dana promosi.
    3. Keputusan tidak terprogram (tidak terstruktur) adalah keputusan yang  tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas.  Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain adalah contoh keputusan tidak terstruktur yg jarang terjadi.
1.3 Faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah

Pemecahan masalah adalah proses penanggulangan suatu rintangan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 

Pendekatan pemecahan masalah secara sistematis disebut berpikir bijaksana. Proses berpikir bijaksana dibagi menjadi 2 tahap; pendeskripsian masalah dan pemecahan masalah.
Pendeskripsian masalah terdiri dari dua yaitu mendefinisikan dan membatasi masalah.

a. Mendefinisikan masalah

           Definisi masalah digunakan agar semua anggota kelompok memiliki pengertian yang sama tentang tujuan rapat, yang akan menciptakan produktivitas dan kepuasan. Untuk mengetahui masalah dibuatlah pertanyaan-pertanyaan dengan kategori fakta, nilai, dan kebijakan.
Contoh : Kapan asosiasi pelajar didirikan? Pertanyaan mengenai nilai digunakan untuk mengetahui hal yang diinginkan. Contoh : Apakah memasukkan bahasa asing ke dalam program studi universitas bermanfaat? 

b. Menganalisis masalah

            Analisis melibatkan penyelidikan berbagai sebab, akibat, gejala, riwayat masalah. Contoh pertanyaan analisis : Siapa yang dirugikan. Untuk mendapatkan suatu pemecahan yang baik diperlutkan standar pengukuran / tujuan yang sering disebut dengan kriteria. Kriteria meliputi faktor-faktor berikut :

-Pemecahan harus dilakukan secepat-cepatnya
-Pemecahan harus dapat dicapai dengan anggaran yang ditentukan
-Pemecahan harus disetujui oleh seluruh anggota
-Pemecahan harus menyelesaikan masalah
Pemecahan Masalah 

 Menghasilkan pemecahan yang memungkinkan
Caranya adalah dengan brainstorming, Brainstorming adalah satu alat kreatif yang membantu menaruh gagasan-gagasan pada pemecahan yang memungkinkan untuk suatu masalah. 

1.4  Pembelian

Pembelian adalah proses penemuan sumber dan pemesanan bahan, jasa, dan perlengkapan. Kegiatan tersebut terkadang disebut Pengadaan barang. Tujuan utamanya adalah memperoleh bahan dengan biaya serendah mungkin yang konsisten dengan kualitas dan jasa yang dipersyaratkan.

1.5 Diagnosa perilaku konsumen

            Kepuasan konsumen merupakan masalah penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan termasuk bank. Perilaku konsumen mencerminkan mengapa seseorang konsumen membeli suatu produk dan bagaiamana konsumen itu memilih dan membeli suatu produk. Konsumen akan membeli suatu produk untuk memenuhi kebutuhan yang diharapkannya. Oleh karena itu seorang konsumen akan memilih barang yang memenuhi harapannya.
            Dengan mengkaji perilaku konsumen perusahaan dapat mengetahui tentang hasil diagnosa siapa dan apa serta bagaimana kebenaran tentang pemakaian suatu poduk. Dari perilaku konsumen menyenangi produk saingan dan kurang menyenangi produk yang dihasilkan suatu perusahaan. Misalnya mengapa seorang nasabah lebih suka mendepositokan uangnya di bank mandiri atau bank BTN dari pada BCA atau bank swasta lainnya, hal tersebut dapat diketahui dari perilaku konsumen.

II PEMBAHASAN

            Contoh kasus : Bambang Hengky Rainanto, 2003. Analisis Kepuasan konsumen terhadap pelayanan jasa kereta listrik pakuan ekspress ( Di bawah bimbingan Arief Daryanto dan Idqam Fahmi)
            Pelayanan jasa transportasi, terutama kereta memiliki karakteristik tersendiri dibandingkan dengan pelayanan jasa produk yang lain. Sarana transportasi yang menghubungkan antar kota metropolitan Jakarta dengan kota-kota disekitarnya memiliki suatu keunikan tersendiri bila dibandingkan dengan sarana transportasi lain.
            Penelitian mengenai kepuasan konsumen inidilakukan di kereta listrik pakuan express yang rutenya Jakarta-bogor. Rentang waktu penelitian ini dari 11 Februari 2003 sampai dengan 27 Maret 2003 dengan mengabil sampel 100 orang responden pengguna jasa KRL pakuan express, sedangkan data sekunder didapat dari instasi PT. KAI dan sumber lain.
             Terdapat hubungan korelasi positif antara tingkat kepuasan konsumen dengan umur, sedangkan korelasi negative terjadi antara hubungan tingkat kepuaasan konsumen dengan tingkat pendapatan. pendidikan dan frekuensi perjalanan.
            Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa factor-faktor yang mempengaruhi kepuasan maupun ketidakpuaasan konsumen terhadap layanan yang diberikan pada KRL pakuan express adalah umur, pendapatan, pendidikan dan frekuensi perjalanan.
III PENUTUP

Kesimpulan

            Secara garis besar faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam upaya memberikan kepuasan pelayanan kepada pelanggan KRL pakuan ekspres adalah kebersihan, kelengkapan, keteraturan, ketepatan waktu, ketertiban, kesesuaian, keselamatan kemampuan, keyakinan, serta perhatian. Kesemua itu masuk ke dalam 5 parameter ukuran kualitas pelayanan yang terdiri dari wujud ( tangible), keandalan ( reliabilitty), responsif (responsiveness), keyakinan (assurance) dan perhatian (emphaty).


Saran
            Perlu dilakukan studi lanjutan tentang kepuaasan konsumen terhadap pelayanan KRL kelas eksekutif yang lain, untuk melihat apakah terdapat persamaan maupun perbedaan tingkat kepuasan maupun factor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen.


source :

Wikipedia.com

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/perilaku-konsumen-definisi-dan-tipe.html

jurnal Institut Pertanian Bogor  Bambang Hengky Rainanto 2003 dibawah bimbingan Arief Daryanto dan Idqam Fahmi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar