Tema : Kemiskinan
Judul 1 : Program Penanggulangan kemiskinan bersasaran di Provinsi DIY Oleh Awan Santosa, Dadit G. Hidayat, dan Puthut Indroyono tahun 2003
Latar belakang masalah
Dalam upaya memantapkan program penanggulangan kemiskinan di Indonesia perlu
dicari metode evaluasi dan monitoring yang tepat agar kualitas pelaksanaan
program penanggulangan kemiskinan menjadi semakin baik di masa datang..
Masalah
Semakin besarnya angka
Kemiskinan di Provinsi DIY dan harusnya pemerintah bertidak tegas untuk
menanggulangi angka kemiskinan tersebut agar lebih berkurang.
Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini
adalah agar masyarakat dapat mengalami peningkatan pendapatan mengurangi angka
kemiskinan sedikit demi sedikit, serta efisiensi penyaluran program.
Metodologi penelitian
-
- Data dan sampel
- Variabel
- Model penelitian
Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui wawancara
langsung dengan penerima program yang dilakukan mulai September 2002 sampai
dengan Januari 2003. Pengambilan sampel dilakukan secara acak.
Jumlah responden program kerja mandiri (PKM) dalam
penelitian ini adalah 80 responden, yang berasal dari 3 jenis program yaitu
program IDT, program PPK, dan program P2KP, masing-masing sebesar 38 responden,
32 responden, dan 10 responden. Responden ini diambil dari 6 desa di 5
kabupaten/kota di wilayah DIY.
Hipotesis
Angka kemiskinan akan
terus bertambah seiring dengan berjalanya waktu, oleh sebab itu harus segera
diatasi dengan segera.
Hasil dan analisis
Dalam penelitian ini konsep manfaat program yang lebih dikedepankan adalah
manfaat yang diterima individu dari program penanggulangan kemiskinan. Di
Indonesia pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan selalu melibatkan
partisipasi masyarakat dengan pembentukan kelompok-kelompok. Hal ini sesuai
dengan misi pemberdayaan individu, kelompok dan masyarakat dan sistem nilai
yang berkembang di masyarakat, yaitu kebersamaan.
Rekomendasi dan
implikasi
Dalam penelitian proyek padat karya hanya diamati manfaat yang
diterima peserta program. Dalam kenyataannya hasil proyek tersebut dirasakan
oleh banyak warga masyarakat, sehingga perlu diperhitungkan juga seberapa besar
manfaat baik langsung maupun tidak langsung dari proyek yang dibangun, termasuk
juga biaya secara langsung dan biaya tidak langsung.
Tema 2 :Menanggulangi kemiskinan desa oleh Gregorius Sahdan tahun 2005
Latar belakang masalah
Kemiskinan sampai
sekarang ini masih terus menjadi masalah fenomenal sepanjang sejarah Indonesia
sebagai nation state, sejarah
sebuah negara yang salah memandang dan mengurus kemiskinan. Dalam negara yang
salah urus, tidak ada persoalan yang lebih besar, selain persoalan kemiskinan.
Masalah
Kemiskinan telah
membatasi hak rakyat untuk memperoleh pekerjaan yang layak bagi kemanusiaan, Hak rakyat untuk memperoleh
perlindungan hukum, Hak rakyat untuk memperoleh rasa aman dan nyaman, Hak rakyat untuk memperoleh akses atas
kebutuhan hidup (sandang, pangan, dan papan) yang terjangkau.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mendorong
perkembangan investasi pertanian dan pertambangan ke daerah pedesaan. Pembukaan
investasi pertanian dan pertambangan dapat memberikan kesempatan kerja kepada
masyarakat desa. Dengan begitu, pendapatan mereka akan meningkat dan
berpengaruh pada perubahan kesejahteraan hidup mereka.
Metodologi penelitian
- - Data
dan sampel
-
Variabel
Hasil pendataan BPS menunjukkan perkembangan garis
kemiskinan dan jumlah penduduk miskin. Tahun 1976 jumlah penduduk miskin
mencapai 44,2 juta jiwa dan sampai dengan tahun 1999 menjadi 25,1 juta jiwa.
Sejak krisis ekonomi 1998, jumlah kemiskinan di daerah pedesaan mengalami
peningkatan dengan tingkat kedalamannya mencapai 5,005 tahun 1998 dari 3,529
pada tahun 1996 dan di tahun 1999 menjadi 3,876 Indeks keparahan
kemiskinan paling tinggi terjadi di desa.
-
Model Penelitian
Dilihat
dari kegagalan program penanggulangan kemiskinan selama ini, strategi dan
kebijakan alternatif yang berpihak kepada rakyat miskin, option for the poor
menjadi kebutuhan mutlak menanggulangi kemiskinan. Untuk membuat sebuah
strategi dan kebijakan alternatif, diperlukan pengetahuan yang memadai
tentang penyebab utama kemiskinan masyarakat desa
Hipotesis
Kebijakan
dan program penguatan otonomi desa. Otonomi desa dapat menjadi ruang yang
memungkinkan masyarakat desa dapat menanggulangi sendiri kemiskinannya.
Hasil
dan analisis
Otonomi desa
merupakan ruang yang dapat digunakan oleh masyarakat desa untuk mengelola
inisiatif dan kreativitas mereka dengan baik, menjadi sumber daya yang melimpah
untuk keluar dari jeratan kemiskinan itu sendiri. Kebijakan dan program yang
bisa dilakukan untuk penguatan otonomi desa adalah : meningkatkan mutu sumber daya manusia
desa melalui pendidikan formal dan nonformal; , meningkatkan ketersediaan sumber-sumber
biaya pembangunan desa dengan alokasi anggaran yang jelas dari pusat, provinsi
dan kabupaten, menata lembaga pemerintahan desa yang lebih efektif dan
demokratis dll
Rekomendasi
dan implikasi
Dari Berbagai
program dan kebijakan penanggulangan kemiskinan yang ada, membutuhkan usaha
yang serius untuk melaksanakannya. Disamping itu diperlukan komitmen pemerintah
dan semua pihak untuk melihat kemiskinan sebagai masalah fundamental yang harus
ditangani dengan baik, berkelanjutan dan dengan dukungan anggaran yang jelas
agar tercapai suatu tujuan.
Judul 3 : Pemberdayaan masyarakat miskin di era otonomi oleh Dalle Daniel Sulekale
Tahun 2003
Latar belakang masalah
Indonesia adalah negara yang penuh paradoks. Negara ini adalah Negara subur dan kekayaan alamnya melimpah, namun sebagian cukup besar rakyat tergolong miskin. Pada puncak krisis ekonomi tahun 1998-1999 penduduk miskin Indonesia mencapai sekitar 24% dari jumlah penduduk atau hampir 40 juta orang. Tahun 2002 angka tersebut sudah turun menjadi 18%, dan diharapkan menjadi 14% pada tahun 2004.
Masalah
Akar dari kemiskinan di Indonesia tidak hanya harus dicari dalam budaya malas bekerja keras. Keseluruhan situasi yang menyebabkan seseorang tidak dapat melaksanakan kegiatan produktifnya secara penuh harus diperhitungkan. Faktor-faktor kemiskinan adalah gabungan antara faktor internal dan faktor eksternal
Tujuan penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk penanggulangan kemiskinan yang paling strategis dalam era otonomi daerah saat ini.
Metode penelitian
- Data dan sampel
Konteks pengembangan demokrasi di pedesaan Indonesia terbangun dari dimulainya pelaksanaan aturan normatif tentang otonomi desa dalam UU 22/99 tentang Pemerintahan Daerah dan UU 25/99 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah.
- Model Penelitian
Penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan dengan mengubah paradigma pemberdayaan masyarakat dari yang bersifat top-down menjadi partisipatif, dengan bertumpu pada kekuatan dan sumber-sumber daya lokal. Penanggulangan kemiskinan yang tidak berbasis komunitas dan keluarga miskin itu sendiri akan sulit berhasil.
Hipotesis
Upaya-upaya menyeragamkan penanggulangan kemiskinan menurut model tertentu hanya akan menemukan kemungkinan yang lebih besar untuk gagal dalam mencapai sasarannya. Hal-hal yang perlu ditinggalkan oleh para pembuat kebijakan adalah melakukan kontrol yang mematikan insiatif maupun partisipasi penduduk miskin.
Hasil dan analisis
Sebenarnya enyebab kemiskinan di Indonesia bukanlah kurangnya sumber daya alam, melainkan karena faktor non-alamiah, yaitu kesalahan dalam kebijakan ekonomi. Khusus pada era Orde Baru.
Rekomendasi dan implikasi
Diperlukan konsistensi dari pemerintah pusat untuk membimbing ke arah otonomi yang memberdayakan masyarakat. Maka disarankan agar program-program penanggulangan kemiskinan ke depan mengarah pada penciptaan lingkungan lokal yang kondusif bagi keluarga miskin bersama komunitasnya dalam menolong diri sendiri.
source : Ekonomi
rakyat.org
Nama : Nindya Adriani
NPM : 15209751
Kelas : 3EA11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar